Senin, 16 Juli 2012

Goa Pindul & Sungai Oyo

Goa Pindul & Sungai Oyo
Gunung Kidul, Yogyakarta
11 Juli 2012



Rabu itu, kami ber-9 'menunaikan kewajiban' sebagai mahasiswa pengangguran (lebih tepatnya menganggurkan) pasca presentasi Pra TA atau skripsi dengan mengunjungi sebuah tempat wisata yang ada di bagian timur Propinsi DIY. Goa Pindul menjadi tujuan utama kami pagi itu. Berangkat dari Kampus Arsitektur UGM (kurang lebih) pukul 09.30, molor satu setengah jam dari agenda awal, biasalaaah namanya juga Indonesia. Salah satu penyebab kemoloran adalah saya sendiri yang baru bangun pukul 07.30,  biasalaaah namanya juga mahasiswa pengangguran. :D

Perjalanan dari kampus ke tempat wisata memakan waktu kurang lebih 1,5 jam dengan dua buah kendaraan roda lima (satunya ban cadangan :p). Kondisi sepanjang perjalanan cukup lancar dengan melewati jalan wonosari. Cuaca siang itu juga cukup bersahabat, awalnya mendung tapi tidak turun hujan. 




Sesampainya di sana, kami bergegas menuju tempat pendaftaran. Eits tapi tunggu dulu, salah satu dari kami ada yang menjadi bagian dari KKN di desa ini tahun lalu, jadi kita tergolong wisatawan khusus.  Tapi tetap membayar kok. :D
Setelah menunggu (tidak) lama kami kemudian ganti pakaian lalu menggunakan pelampung dan berjalanlah kami menuju pintu masuk Goa Pindul.


Pintu keluar Goa Pindul
Jadi, sebelum menemukan pintu masuk goa ini, anda akan melihat pintu keluar terlebih dahulu karena pintu masuk goa lokasinya sedikit memutar.

Pintu keluar Goa Pindul

Kiri (berdiri) - kanan searah jaru jam : 
Alfa, Febrian, Qoni, Putut, Obi, Pancar, Ihsan, Ahim (saya), dan Bayu.



Pintu masuk Goa Pindul

Ihsan, wisatawan sekaligus pemandu :)

Di atas Goa Pindul ini dulunya pernah dipakai untuk sarang walet






Panjang goa sekitar 150-250 meter dengan pembagian zona tertentu yang saya tidak hafal namanya. Di akhir2 perjalanan menelusuri goa, ada tempat yang bisa dipakai untuk bermain air bagi para pengunjung. Di tempat inilah kami turun dari ban yang kami pakai dan kemudian mencoba lompat dari bebatuan di pinggir goa. Tak puas dengan ketinggian 'titik loncat' yang di dalam goa, kami mencoba untuk melompat dari 'titik loncat' yang ada tepat di pintu keluar goa pindul. Ketinggian titik loncat ini bisa dikatakan 2x dari yang pertama.


Obi

Pancar

Qoni

Alfa

Ihsan

Febrian

Bayu

Putut

Ihsan & Obi


Saya yang terakhir
Masih mending blur-lah, daripada tidak ada sama sekali. :)
Photo by : Ihsan



Ihsan
Photo by : Pancar

Qoni
Photo by : Pancar

Alfa
Photo by : Pancar

Saya
Photo by : Pancar

Putut
Photo by : Pancar

Obi
Photo by : Pancar




Setelah menelusuri goa, perut kami pun mulai memainkan musiknya sehingga memaksa kami untuk singgah sebentar di tempat makan untuk menyantap satu mangkok bakso dan satu gelas minuman hangat. Tak puas dengan penelusuran di Goa Pindul, kami pun menginginkan menelusuri Sungai Oyo yang katanya jauh lebih panjang. Tapi apa daya, beberapa dari kami hanya membawa dana yang terbatas sehingga kami memutuskan untuk mengakhiri perjalanan. Nananananana, saat kami hendak berpamitan kami malah disuruh untuk menelusuri Sungai Oyo. Pengelola tersebut bilang "Wis, biaya rasah dipikir". Dengan statement itu, maka kami langsung saja berangkat ke sungai. Dalam hati saya berkata, "Amaaan!" :D
Lalu kami pun diantar dengan menggunakan pick up untuk menuju sungai tersebut.



Jalan menuju sungai Oyo



Sungai Oyo ini ternyata cukup indah untuk dinikmati dengan beralaskan ban. Suasananya seperti sedang berada di luar negeri (lebay dikit boleh laaaah). Air sungai berwarna hijau, arus yang tenang, dibatasi oleh bebatuan serta cuaca yang cerah merupakan sebuah paket yang dikirimkan Tuhan kepada kami saat itu.










Bisa dibilang tempat ini sebagai tempat peristirahatan karena ada orang yang jual makanan dan minuman ringan.




Di sungai ini ternyata ada 'titik loncat' yang lebih tinggi dari yang pertama ataupun yang kedua. Kira-kira 2-3x dari ketinggian titik loncat yang kedua. Begitu melihat pertama kali, saya langsung mengurungkan niat saya untuk meloncatinya. Namun saya melihat sikon terlebih dahulu sambil berpikir-pikir  kembali untuk memberanikan diri. Seperti biasa, saya awalnya hanya melihat teman-teman saya beraksi  dengan bantuan sebuah alat yang dapat menghasilkan gambar. Kedelapan teman saya naik ke atas satu persatu dan saya mengambil gambar mereka, as always. :|

Namun ada satu teman yang saya tunggu2 cukup lama tapi tidak segera loncat, sampai ada mbak-mbak berkerudung yang mendahuluinya 2x. Dari mbak-mbak itulah saya terinspirasi sehingga dalam hati berkata "Mbak-mbak wae wani nganti ping pindo moso aku wedi, bali-bali tuku kerudung wae nek wedi (mbak2 aja berani sampai dua kali masa saya takut, pulang2 beli kerudung aja kalo takut)". Lalu saya berpindah haluan ke seberang dan memanggil teman saya untuk membawakan kamera yang saya bawa.

Naiklah saya ke tempat itu dan teman saya yang belum loncat masih ada di situ juga. Kemudian saya melihat kebawah, daaaaan respon saya langsung misuh sodara-sodaraaaa. Memang tempat tersebut sangat tinggi, tapi saya tetap pada pendirian karena kata2 motivasi dari dalam hati saya. Tanpa pikir panjang dan tidak terlalu lama melihat ke bawah, saya ambil ancang2 dan larilah saya menjatuhkan diri ke air. Benar, apa yang dikatakan oleh teman saya, saat kita berada di tengah (belum jatuh ke air) ada perasaan "kok tidak sampai2 ke air padahal udah lama". Sayangnya, karena keterbatasan waktu (sudah disuruh untuk melanjutkan perjalanan oleh pemandu) saya hanya melompat sekali. Akhirnya 8 dari 9 orang melakukan "pendaratan" dengan sempurna.


'Titik loncat' ketiga

Bayu

Alfa

Ihsan
Yang lain baru 1x, dia udah 2x.

Obi

Pancar

Qoni

Putut

Saya
Photo by: Ihsan

Febrian
yang tidak jadi loncat :p
Photo by: Ihsan

Mas Supri (Pemandu)
Photo by: Alfa


Tips untuk memberanikan diri melompati tempat itu atau sejenisnya (menurut saya dan teman2) :  Jangan sering melihat ke bawah, periksa peralatan keamanan, cari spot terjun yang enak, nggak usah kebanyakan mikir, tarik napas (dan ambil ancang2), loncatlah (+ teriak bagi yang pengen teriak).


 Photo by: Mas Supri

Photo by: Mas Supri

Photo by: Mas Supri

Photo by: Mas Supri

Berfoto bersama di tengah Sungai Oyo
Photo by: Mas Supri





Berfoto bersama di atas pick up yang mengantar kembali ke lokasi awal
Photo by: Mas Supri


Kira-kira begitulah suasana liburan kami rabu itu. Kami berangkat tak terlalu pagi dan tak terlalu siang, pulang juga tidak terlalu sore. PAS!
Oo iya, untuk biaya wisata dengan tarif normal, (katanya) anda akan dikenakan biaya 35 ribu rupiah untuk Goa Pindul dan 45 ribu rupiah untuk Sungai Oyo. Biaya tersebut sudah termasuk dengan pelampung, ban, dan pemandu (kalau saya tidak salah). Bagi anda yang ingin berlibur di daerah Gunung Kidul, anda bisa mencoba tempat wisata ini. Silahkan mencoba!


Feel free to comment. Thanks. :)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar