Cap Go Meh
06 Februari 2012 | Malioboro
Pekan Budaya Tionghoa Jogja
Jogja Dragon Festival ini kalau saya tidak salah baru pertama kalinya diadakan di Jogja. Tapi untuk Pekan Budaya Tionghoa sendiri sudah lama ada. Acara ini diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari Imlek atau mungkin banyak orang yang menyebutnya Cap Go Meh. Acara dimulai pukul 19.00 WIB dan jalan-jalan menuju Maliboro ditutup sejak pukul 18.00 WIB (menurut informasi). Saya sendiri datang ke acara ini dalam kondisi terlambat dan sudah ramai. Karena saya baru bangun pukul 17.40 kemudian berbincang-bincang dengan teman dan baru pulang dari kampus menuju rumah pukul 18.50. Praktis, saya sudah pasti terlambat. Berangkat dari rumah pukul 19.10, mengincar parkir di area stasiun tugu tapi ternyata jalan pasar kembang sudah ditutup. Kemudian saya lewat pathuk dan parkir di sekitar Ramai Mall yang sebenarnya sudah penuh dan hampir tidak bisa menerima parkir lagi.
Setelah mendapat parkir yang sangat dekat dengan venue, saya berjalan menuju daerah Ketandan, tempat Pekan Budaya Tionghoa diselenggarakan, namun ternyata lokasi yang lebih ramai ada di sebelah utara. Lalu saya berjalan ke arah utara sekitar 100m dan menemukan spot untuk pertunjukan Barongsai lengkap dengan para juri, wartawan, petugas keamanan, dan penonton di sekelilingnya. Cukup melalui perjuangan untuk menuju baris depan. Dan ketika saya datang, saya dikejutkan oleh 'sesosok' iPad yang digunakan untuk merekam acara. Dan dari layar iPad tersebut orang-orang yang ada di belakang dapat melihat pertunjukan Barongsai via iPad. WOW! sekarang saya sedikit mengerti salah satu kegunaan dari iPad. :D
Tidak banyak gambar yang bisa saya dapatkan. Karena saya (memang sengaja) terlambat dan posisi yang kurang nyaman karena harus berbagi dengan anak-anak yang ingin melihat pertunjukan juga. Tapi, silahkan melihat beberapa gambar/foto yang ada di bawah. Enjoy!
|
Fungsi lain iPad : Layar siaran langsung bagi orang yang di belakang. |
|
Pertunjukan Barongsai ala Marinir yang berasal dari Semarang. |
|
Suara yang sangat keras ini hanya berjarak kurang dari 50cm dari kuping saya. Bahkan kaki saya dan para tentara ini hampir menempel. |
Suasana ini mengingatkan saya pada Jonker Street yang ada di Malaka, Malaysia saat saya mengikuti program KKA (Kuliah Kerja Arsitektur) pada tahun 2010 bersama teman satu angkatan saya. Bedanya adalah, di sini hanya diselenggarakan setahun sekali dan di sana hampir setiap malam. Di sini hampir semua yang ditawarkan/ditampilkan adalah produk makanan dan di sana sangat bervariasi. Sehingga saya sedikit berkesimpulan bahwa di sini adalah KW-nya yang ada di sana (Jonker Street).
|
Venue Pekan Budaya Tionghoa, Ketandan, Malioboro, Yogyakarta |
feel free to comment. Thanks. :)