Kamis, 09 Februari 2012

Grebeg Sekaten 2012

05 Februari 2012 | Masjid Kauman
Yogyakarta

Grebeg sekaten kali merupakan kesempatan kedua kalinya bagi saya untuk mengambil gambar dari salah satu event yang digelar oleh pihak Kraton Ngayogjakarta di tiap tahunnya. Kesempatan pertama saya mendokumentasikan event ini pada tahun 2010 yang saat itu merupakan Grebeg Sekaten Tahun Dal yang merupakan grebeg terbesar yang hanya diadakan 8 tahun sekali.

Menurut informasi yang beredar, acara ini dimulai pukul 08.00 WIB. Karena tidak ingin terlambat, maka saya datang pukul 07.30 karena berdasar pengalaman 2 tahun lalu saat saya datang pukul 07.50 pintu sudah ditutup dan terpaksa saya masuk area Masjid Gedhe Kauman melewati gang-gang di Kampung Kauman yang telah saya ketahui sebelumnya. Saat itu, 07.30, tampak suasana masih relatif sepi dan yang membuat dahi saya mengkerut adalah keberadaan tenda-tenda untuk warung yang ada di tengah area Grebeg atau Masjid Kauman. Dan dalam hati saya berkata, "Tempat perang semakin sempit". Sambil menunggu acara dimulai saya berkeliling sebentar di area masjid ini. Kemudian pada pukul 08.10 saya bingung mau berbuat apalagi karena acara tak kunjung dimulai. Sehingga saya hanya berdiri di depan pintu masuk Masjid Kauman sambil melihat orang yang lalu-lalang dan sesekali mengambil gambar dari segala aktivitas pagi saat itu. Cukup membosankan memang, sampai pada akhirnya ada orang yang mengajak ngobrol saya dengan pembukaan pembicaraan mengenai kamera. 

Orang tersebut asing bagi saya dan cukup menakutkan begitu melihat perawakannya, dengan rambut lurus gondrong berkucir, kaca mata hitam di atas kepala, dan menggunakan surjan serta celana kain. Ternyata orang ini berasal dari Surabaya. Logat bicaranya yang khas dengan kata "rek" membuat saya merasa cukup akrab dengannya. Arek Suroboyo ini merupakan reseller yang sering pergi ke Jogja beberapa kali dalam sebulan. Arek ini menjual beberapa barang elektronik, seperti HP, laptop, kamera, dsb yang asal barangnya dari Singapura. Arek ini mengaku sering mengunjungi payung-payung yang ada di Gedung Rektorat UGM dan Masjid Kampus UGM begitu arek ini mengetahui kalau saya kuliah di tempat yang terkenal dengan Gedung Mantennya atau saya biasa menyebutnya Universitas Gawe Mumet. Just kidding, dan hanya sebuah intermeso saja dari tulisan ini. Arek ini ternyata cukup enak juga diajak ngobrol sampai beberapa saat setelahnya, arek ini kemudian mencari temannya yang entah kemana.


Simbah penjual 'Endog Abang' (telur merah)

Salah satu barang dagangan yang menarik perhatian saya, entah benda apa itu tapi warna dan bentuknya cukup menarik sehingga banyak orang yang menghampiri.


Oke, kita kembali ke topik pembicaraan awal. Para penjaga atau keamanan baru muncul sekitar jam 08.40 WIB. Kemudian kami, para penonton ditata posisinya agar tidak melewati batas dan Gunungan dapat lewat dengan leluasa. Sekitar setengah jam hingga pada akhirnya penonton dapat diatur dan dibiarkan berpanas-panasan menunggu Gunungan datang. Saya mengambil posisi yang cukup nyaman untuk mengambil gambar kedatangan Gunungan, namun tempat yang sangat sangat sangat tidak nyaman untuk terhindar dari terik matahari karena saya berdiri di bawah terik matahari lansung. Dan saya lupa membawa topi atau slayer atau benda apapun yang bisa menutupi panasnya matahari yang hari itu memang sangat WOW! sekali. Saya berdiri di tempat tersebut kira-kira ada selama 2 jam lebih. Bayangkan saja panasnya seperti apa jika berada di bawah terik matahari lansung. Tapi, jangan dibayangkan apalagi dicoba. :D



Salah satu petugas yang mengatur penonton. Bekerja dengan cukup baik dan sopan menurut saya. Tidak dengan kekerasan layaknya petugas keamanan pada umumnya.


Salah satu petugas Keraton yang tidak memakai alas kaki. Padahal saat itu matahari sedang mengeluarkan tajinya.


Gunungan memasuki area Masjid Kauman kira-kira pukul 10.40 diiringi pasukan Kraton yang jumlahnya lebih sedikit dibandingkan 2 tahun lalu. Ada 3 gunungan (kalau saya tidak salah) yang masuk ke area Masjid Kauman ini. Setelah ketiga gunungan tersebut memasuki area masjid, kemudian gunungan tersebut diberikan do'a dan ketika do'a ini belum selesai maka para penonton dilarang keras untuk mengambil isi gunungan. Begitu do'a dilafalkan, penonton kemudian maju mendekat ke gunungan dan para petugas memasang barikade. Tempat kosong semakin sempit saja saat itu. Dan begitu do'a selesai, para penonton langsung bersemangat merayah isi gunungan tersebut. Hampir semua orang ingin maju ke depan. Sementara saya sendiri harus mempertahankan posisi saya, dan untuk itu saja sangat sulit karena orang dari belakang mendorong untuk ke depan. Yang aneh bagi saya adalah mengapa orang di belakang yang ingin mengambil gunungan malah mendorong orang di depannya untuk maju. Bukankan malah semakin banyak orang yang ada di depannya sementara dia ada di belakang. Seharusnya kan orang tersebut membelah barisan layaknya gaya perenang agar orang tersebut ada di barisan terdepan.



Prajurit Keraton yang mengiringi masuknya Gunungan.



Gunungan memasuki area Masjid Kauman



Saat proses do'a untuk Gunungan.


Yang unik dari Grebeg kali ini adalah, saya masih mengingat wajah orang yang mencapai posisi paling atas saat menggrebeg gunungan 2 tahun lalu. Dan orang tersebut adalah orang yang sama saat Grebeg kali ini. Kemudian saya berkata dalam hati, "wuelok tenan ki wong e, ndhisik dhuwur dewe saiki yo tetep dhuwur dewe, GARANG!"


Inilah orang yang saat 2 tahun lalu juga berada di posisi yang sama.




Turis asing yang hadir di tengah keramaian event Grebegan. Sama seperti 2 tahun lalu juga ada beberapa turis yang datang untuk sekedar melihat dan mengambil gambar.


Keramaian di area pintu masuk Masjid Kauman.

Rangka Gunungan dikembalikan ke Keraton setelah Gunungan selesai diperebutkan oleh para pengunjung.

Salah satu pers TV Nasional.

Pers lokal.

feel free to comment. Thanks. :)

2 komentar:

  1. wah belum pernah ikutan acara kayak gini,
    jadi penasaran banget nih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tiap tahun mesti ada kok dan nggak cuma sekali.
      Kan setidaknya foto-foto + sedikit narasi di atas sudah menjawab rasa penasarannya :)

      Hapus