Sendangsono - Sudimoro
18 Juni 2011
Hari itu (18 Juni 2011) kami menyempatkan diri untuk menikmati weekend dengan mengunjungi tempat-tempat yang berhubungan dengan arsitektur. Sebenarnya perjalanan ini merupakan lanjutan dari perjalanan menuju rumah Papah Rudik (salah satu staf PT.Global Rancang Selaras) yang mengadakan acara khitanan anaknya. Setelah matahari mulai menurun dan suasana sore yang cukup dingin, kami berinisiatif untuk melanjutkan perjalanan ke utara yaitu Sendangsono.
Sendangsono adalah tempat ziarah Goa Maria yang terletak di Desa Banjaroyo, Kecamatan Kalibawang, Kabupaten Kulon Progo, DI Yogyakarta. Gua Maria Sendangsono dikelola oleh Paroki St. Maria Lourdes di Promasan, barat laut Yogyakarta. Tempat ini ramai dikunjungi peziarah dari seluruh Indonesia pada bulan Mei dan bulan Oktober. Selain berdoa, pada umumnya para peziarah mengambil air dari sumber. Mereka percaya bahwa air tersebut dapat menyembuhkan penyakit. Catatan terkait memperlihatkan, Sendangsono awalnya merupakan tempat pemberhentian (istirahat sejenak) para pejalan kaki dari Kecamatan Borobudur Magelang ke Kecamatan Boro (Kulon Progo), atau sebaliknya.
Tempat itu banyak dikunjungi karena keberadaan sendang (mata air) yang muncul di antara dua pohon sono. Kesejukan dan kenyamanan tempat itu ternyata juga dimanfaatkan untuk bertapa oleh sejumlah rohaniawan Buddha dalam rangka mensucikan dan menyepikan diri. Nilai spiritualistik muncul dan menguat seiring dengan adanya kepercayaan yang didasarkan pada suatu legenda bahwa tempat itu juga dihuni Dewi Lantamsari dan putra tunggalnya, Den Baguse Samija.
Dari situ bisa dilihat bahwa sebenarnya nilai rohani Sendangsono sudah terbangun sebelum Gereja Katolik berkarya di tempat itu. Keberadaan Sendangsono tak luput dari peran Romo Van Lith SJ, rohaniawan Belanda yang lama tinggal di Pulau Jawa. Hal itu juga menandakan bahwa Sendangsono tidak bisa dilepaskan dari lingkaran sejarah Gereja Katolik di Pulau Jawa mengingat Romo Van Lith sendiri merupakan salah satu rohaniwan yang menyebarkan ajaran Katolik di Pulau Jawa.
(sumber: Wikipedia)
Dan setelah kami menikmati "hidangan" arsitektur khas Romo Mangun yang menakjubkan ini, kami melanjutkan perjalanan ke Sudimoro, yakni tempat KKN beberapa teman dari arsitektur UGM dan juga beberapa orang dari jurusan lain. Sudimoro ini merupakan salah satu daerah yang terkena dampak dari Erupsi Gunung Merapi akhir 2010 lalu yang kemudian direncanakan untuk dibangun shelter bencana atau semacam rumah antara. Untuk itu, tempat ini juga dijadikan sebagai tempat pembelajaran mahasiswa arsitektur UGM lewat program KKN yang diselenggarakan oleh pihak UGM dalam rangka tanggap bencana. Beberapa foto yang ada di album ini merupakan hasil kerja keras dari teman2 KKN dari arsitektur UGM (ditambah beberapa orang dari jurusan lain). Sebelum kembali ke Yogyakarta, beberapa orang mendengar "suara auman" dari perut agar segera diisi oleh asupan gizi. Dan pilihan kami kali ini tertuju pada tempat makan di sekitar Jalan Magelang, yaitu Djejamuran.
Mungkin itulah sedikit cerita yang bisa saya/kami sampaikan pada album dan tulisan ini yang jauh dari kata sempurna bahkan kata baik sekalipun. Tapi apa mau dikata, begitulah adanya. BE YOURSELF ! and ENJOY YOUR LIFE !
Sendangsono
Sudimoro, Magelang, Jawa Tengah
untuk lebih lengkapnya, silahkan lihat di sini
feel free to comment. Thanks. :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar